Minggu, 10 Mei 2015

BRAND STRATEGY FOR PACKAGING AND LABEL





Sekarang ini waktu nganggur atau ga ada kerjaan kebiasaan kita pasti ngutak ngatik HP dan melihat media sosial, seperti instagram ato path? ya ga ?  hahahaha. Nah, waktu gw lagi liat-liat instagram, gw ngeliat sebuah produk yang sangat menarik perhatian. Sebuah fake milk yang dalemnya isinya tuh kaos namanya Morning Whistle. Morning Whistle ini menjual kaos polos yang sebenarnya sama aja kaya kaos lainnya, tapiiii yang membuat produk ini berbeda adalah packaging dan labelnya. Morning whistle membangun brandnya melalui packaging dan label yang ada di produknya. Sejauh ini terdapat 2 macam jenis packaging yaitu fake milk dan fake coffee, menggunakan produk produk yang biasanya diminum kapan saja menjadi packaginya merupakan brand strategy yang digunakan Morning Whistle. Mereka ingin membangun image produk mereka sebagai kaos yang bisa dipakai kapan saja dan dimana saja. Packaging dan label pada produk Morning Whistle ini sangat essential dan membedakan produknya dengan produk yang lain.




Tidak dapat dipungkiri bahwa di era kompetisi yang global ini penerapan brand dalam strategi labelling ini sangat penting dalam membantu konsumen membuat keputusan dalam membeli. Berdasarkan beberapa informasi dari para marketing expert, 75% keputusan membeli dibuat oleh konsumen dipengaruhi oleh display produk yang bisa menyentuh emosional konsuumen.beberapa elemen visual yang dapat membantu untuk bisa mengambil hati konsumen seperti design typography yang kuat, gambar yang menarik, dan familiar feeling yang dibuat melalu packaging.

Familiar feelings? Memang benar produsen atau pemasar menggunakan packaging dan label untuk mendorong pembeli potensia untuk memilih produk mereka,

Aspek – aspek yang biasanya perlu diperhatikan oleh designer packager termasuk didalamnya adalah pengetahuan lengkap atas masalah – masalah teknikal dan pembuatan, megelola keberagaman bahan – bahan yang bisa dipakai, beserta dengan karakteristik dengan kualitasnya – seperti pelastik, kertas, logam, dan lain – lain , dan jangan lupa juga ada factor – factor lain yang mempengaruhi design dimana yang sudah dikembangkan, seperti proses pencetakan, kebersahabatan material, pengolahan ulang material, dan berbagai ketentuan – ketentuan yang aplikatif. Juga direkomendasikan untuk packaging design harus bisa di disesuaikan dengan relevansi pasar paling minimum 5 sampai 7 tahun, jadi packaging tidak menjadi bebam namun lebih menjadi suatu investasi.
Apakah cukup hanya untuk sekedar mengandalkan desain dan informasi? jawabannya adalah tidak. Kita harus mampu memprovokasi perasaan konsumen. Sebagai hasilnya, kita harus mendapatkan gambaran yang lebih baik dari apa yang pelanggan lihat dari produk yang kami tawarkan. Apakah mereka memahami keunggulan produk setelah melihat packagingnya? Apakah desain cukup menciptakan diferensiasi sehingga mudah untuk membedakan dari semua pesaing yang ada? Seperti yang dilakukan oleh Morning Whistle, mereka sukses dalam menciptakan differensiasi produknya melalui packaging yang dibuat.

Jadi, dalam membuat desain kemasan harus berisi aspek strategis yang mampu menyentuh sisi emosional konsumen, menciptakan diferensiasi dan terdapat komunikasi yang konsisten, perlu juga menampilkan informasi dan desain estetika. Perubahan trend pada kemasan, menyebabkan setiap merek untuk terus berinovasi dan terus mempertahankan relevansi pasar.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar