Kamis, 14 Mei 2015

BRAND ARSITEKTUR

Membuat dan membangun sebuah brand bukanlah hal yang mudah. Setiap brand memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dengan yang lain. Coba bayangkan sekarang jika sebuah perusahaan mempunyai product brand yang banyaaak, pasti repot banget buat ngurusnya. Naaahhh di sini gw bakal bahas  tentang Brand Arsitektur beserta kelemahan dan kelebihannya. 
Brand arsitektur bisa digunakan atau dipakai jika kita punya varian yang banyak, katagori yang banyak dan merek yang banyak. Brand Arsitektur menjadi elemen penting dalam konsep branding,yang banyak berperan dalam pengambilan keputusan brand strategy ketika induk perusahaan melakukan perluasan lini produk ataupun merek, karena dalam melakukan perluasan lini semua brand memiliki batas.
Brand arsitektur dibagi menjadi 6, yaitu
1.    Product Brand
Setiap produk brand memiliki brand name dan positioning untuk sebuah brand buat nama untuk produk-produknya beda dan positioningnya juga berbeda. Contohnya : Unilever ada merek sunsilk, clear, close up yang memiliki nama produk yang beda dan positioningnya tiap merek juga berbesa.
Keuntungan : pemilik brand namanya tidak akan rusak jika salah satu produknya jelek.
Kerugian : cost marketingnya besar karena setiap produk mempunyai marketing sendiri.
2.    Range Brand
Satu brand name yang digunakan oleh banyak produk dengan katageri berbeda tetapi mengacu pada satu positioning unik tertentu dan saling terkait. Contohnya : Harley Davidson menjual motor tapi ada juga kacamata, topi, helm , dll.
Keuntungan : fokus pada suatu brand name, menciptakan sinergi komunikasi sehingga mengurangi cost, pengelolaan lebih mudah.
Kerugian : kalau misalnya launching sebuah produk dan jelek produknya, semua parent brandnya bisa ikut rusak juga.
3.    Line Brand
Suatu nama digunakan oleh beberapa produk yang masih satu lini produk, bisanya meliputi produk pendukung dari produk utama. Contohnya : Dove mempunyai positioning produk untuk menghaluskan badan (satu katagori), Dove membuat sampho, sabun, dan deodoran.
4.    Umbrella Brand
Brand name pada parent brandnya sama dengan product brand, biasanya produk satu dengan yang lainnya dibedakan dengan kode. Contohnya : produk LG dibedakan dengan LG007, LG320, dll atau produk mobil BMW, dibedakan menjadi BMW320i, BMW328i,dll.
5.     Share Brand
Brand namenya merupakan penggabungan antara parent brand dengan product brand. Contohnya Samsung, produknya Samsung Galaxy, Samsung Note, Samsung Edge. Contoh lainnya adalah Hardrock, membuat Hardrock Cafe, Hardrock Hotel.
6.    Endorse Brand
Parent Brand selalu disertakan dalam seluruh visual produk yang memperkuat product brand.  Contohnya : Ultrajaya pada Ultramilk.
Dari beberapa contoh diatas perusahaan bebas untuk menentukan brand arsitektur untuk perluasan lini produknya di masa mendatang. Masing-masing pendekatan memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga tidak ada pendekatan yang salah dan benar dalam brand arsitektur. Setiap perusahaan harus memilih pendekatan yang paling tepat dengan kebutuhannya. Jangan sampai penentuan brand arsitektur yang tidak tepat justru bisa menjadi bumerang salah sasaran. Bukannya memperluas pangsa pasar untuk menghantam pesaing tetapi justru malah menggerogoti dan membunuh brand yang sudah ada sebelumnya.

3 komentar:

  1. boleh tau,, artikel ini mengutip dari buku apa? terimakasih :)

    BalasHapus
  2. mohon informasinya, artikel ini anda ambil dari buku apa? saya tertarik sekali dengan artikel ini karena sangat berhubungan dengan judul skripsi yang sedang saya kerjakan

    BalasHapus
  3. Sangat bermanfaat. Izin share ya

    BalasHapus