Yang ketiga adalah "Ajari pelanggan untuk tumbuh". Beberapa cara dalam mengajari pelanggan untuk tumbuh adalah
1.
Jadilah konsultan bagi pelanggan, berikan solusi
atas permasalahan yang mereka hadapi.
2.
Pahami hasrat dan kegelisahan terdalam
pelanggan.
3.
Buat pelanggan lebih baik : secara finansial, fisik,
intelektual, ataupun emosional.
Berikut merupakan kisah dalam ajari pelanggan untuk tumbuh.
Sang Konsultan Kecantikan
Usianya tidak bisa dikatakan muda
lagi. Tahun lalu, usianya genap 75 tahun. Namun, semangat menjalani misi
melestarikan kearifan lokal Indonesia belum juga redup. Dengan modal
pengetahuan yang ia peroleh dari kursus kecantikan kala menjadi baby sitter di
Amerika Serikat, ia memberanikan dirinya untuk membuka salon di garasi rumahnya
yang berukuran 4x6 meter. Inilah awal kisah Martha Tilaar sebelum mendirikan PT
Martina Berto.
Pelanggan pertama salonya datang
dari kalangan istri duta besar di Indonesia. Maklum, di lingkungan tempat
tinggalnya di wilayah Menteng, Jakarta, ada beberapa duta besar yang juga
tinggal di sana. Cara yang digunakan Martha untuk jualan sangat cerdik. Ia
memanfaatkan loper koran yang biasa mengirim koran ke rumah para duta besar
tersebut. Pada setiap koran yang dikirim, diselipkan brosur salonya. Di brosur
itu ia tuliskan “ I am American license beautican, would like to serve you”.
Promosi dengan cara tradisional ini efektif mendatangkan konsumen
berkewarganegaraan asing.
“Setelah itu,mindsetnya adalah
segala yang dari barat adalah yang terbaik. Saya tidak bisa memaksa mereka
memakai produk saya” ujar Martha seraya menyebut harga perawatan produk luar
negeri 10 kali lipat lebih mahal ketimbang produk lokal.
Hanya dalam hitungan enam bulan,
usaha salonya terus berkembang. Selain peran brosur, Martha sendiri cukup gigih
memperkenalkan usaha salonya, dan juga produk perawatan yang dia racik. Dia
selalu membawa beauty casenya ke berbagai acara komunitas kecil seperti arisan
hingga door to door demi melakukan demo kecantikan.
Cara ini cukup efektif mengundang
perhatian para pelangganya. Martha melanjutkan, “ Dulu kan tidak ada majalah
untuk promosi. Jadi saya pakai promise and prove saja”. Martha berusaha
memberikan pembuktian kepada konsumenya bahwa produk alami punbisa bekerja
seefektif produk luar negeri.
Setelah berjalan dua tahun,
Martha pun melakukan ekspansi bisnis. Dari hanya sekedar salon, ia mulai
memproduksi produk kosmetik danherbal secara masif walau masih dalam lingkup
home industry. Di sini, dia memperkenalkan brand Sariayu Martha Tilaar.
Pertama kali memperkenalkan brand
ini, Martha sudah menyadari pentingnya karakter dari sebuah brand. “karakter
kami adalah the eastern beauty”, ujarnya.
Konsep penjualanya tetap masih
sama, menjadi konsultan kecantikan. Martha mendatangi setiap rumah dan
melakukan edukasi. Banyak pelanggan yang akhrnya bisa usaha untuk menjaga
kepercataan yang didapatnya dari pelanggan. Kepercayaan itu yang dia yakini
menjadi brandnya selama ini.”Customer harus ada trust pada produk kami. Apa
yang kami katakan harus ada. Kalau kamu bohong, kami sendiri yang repot”.
Kisah perjalanan Martha Tilaar di
atas menjadi contoh penerapan prinsip “Ajari pelanggan untuk tumbuh”. Apa yang
ia jual bukan sekedar lulur dan obat jerawat, tetapi solusi bagi masalah fisik
pelangggan. Ini berarti mengajarkan kosumen bertumbuh secara fisik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar