Senin, 16 Maret 2015

THE MEANING OF A NAME



Suatu kali seorang puitis yang bernama William Shakespeare mengatakan “what is in a name?”. Menurut beliau yang hidup pada abad 16, nama bukanlah sesuatu yang penting. Seseorang atau sesuatu akan tetap menjadi dirinya sendiri karena karakternya, bukan karena namanya. Misalnya, jika sebuah mawar diberi nama lain yaitu bunga berduri, wanginya tetap akan selalu berbau bunga mawar. Walaupun kita memberikan kepada seseorang dan mengatakan ini bunga berduri, ketika mencium wanginya orang tersebut akan mengetahui bahwa ini adalah bunga mawar. Dengan mengasosiasikan aroma, karakter dan nama, seseorang akan selalu mengingat bahwa bunga itu adalah bunga mawar.
Hal ini juga terjadi pada brand. Nama atau dalam dunia brand kita sebut brand name merupakan bentuk dari identitas brand dan menyediakan gambaran mengenai karakter dari brand tersebut. Dari sebuah buku yang saya baca ditulis “a great name can fuel a brand to grow, while a name which does not sound good, is too generic, or sound to much like another brand can ‘kill’ its own success.’ Brand name sangat berpengaruh dalam proses branding karena lewat nama itulah konsumen jadi mengetahui produk / brand kita.  Brand name menyediakan gambaran mengenai brand essence dan membentuk ikatan emosional dengan konsumen. Secara umum, brand name yang baik terbentuk dari kata-kata yang memiliki kekuatan untuk menyentuh hati dan pikiran konsumen yang sebelumnya tidak aware terhadap brand kita. Hal ini dapat terwujud ketika brand positioning dan brand essence diterjemahkan ke dalam brand name.
Ada beberapa cara dalam membuat sebuah nama brand :
1.    Akronim : nama brand dibuat berdasarkan singkatan. Contohnya BCA yang merupakan singkatan dari Bank Central Asia.
2.    Neologism : menggunakan sebuah kata baru yang belum pernah dipakai sebelumnya. Contohnya Kodak, Kodak tidak mempunyai arti apapun, hanya enak didengar.
3.    Menggunakan nama pemilik. Contohnya Ayam Goreng Suharti, Jamu Nyonya Meneer, atau Krisbow ( pemiliknya Kristian Wibowo)
4.    Geographic approach : nama brand diambil dari tempat asalnya. Contohnya Fuji Film
5.    Personification : nama brand berdasarkan karakteristik dari sebuah objek atau figur lainnya.

Ada beberapa hal yang harus  diperhatikan dalam pembentukan brand name
1.    Avoid a generic brand name.
Banyak brand yang membentuk nama brand berdasarkan fungsinya berada dalam katagori ini. Walaupun berada dalam bisnis yang sama, brand name harus berbeda dan unik
2.    Avoid name which resemble or copycat other brand.
Banyak brand yang berpikir jika menggunakan yang mirip atau sama dengan nama brand besar atau brand pesaing akan membuat brand mereka besar juga. Hal ini merupakan sebuah kekeliruan, konsumen akan menganggap brand kita sebagai “me-too” product yang memiliki sedikit inovasi dan hanya meniru brand lain. Hal ini akan sangat menghambat perkembangan brand.
3.    Brand name must be easy to spell and to pronounce.
Konsumen sering menyebutkan nama-nama brand dalam kesehariannya, jadi nama brand harus mudah diucapkan sehingga konsumen dapat mudah mengingat dan mengucapkan namanya.
 Jadi, brand name merupakan hal yang penting dalam membentuk sebuah brand, karena nama membentuk karakter dan identitas brand. Selain itu brand name juga menyediakan dan mengkomunikasikan informasi terkait dengan positioning dan essence brand. Jadi perlu hati-hati dalam pembentukan brand name. Untuk membuat sebuah brand name yang baik, harus memperhatikan hal berikut : mempunyai hubungan dan arti yang positif, menyediakan informasi bagi konsumen, unik dan berbeda dari yang lain, dan mudah diucapkan dan diingat orang.

3 komentar:

  1. Saya, M Dwi Marianto, dosen Institut Seni Indonesia Yogyakarta, penulis buku Art & Levitation, menikmati dan senang membaca paparan Anda ttg Branding Strategy. Dalam duniua seni, seniman membutuhkan ini, namun sering diabaikan dulunya. Sekarang kesadaran itu sdh semakin membesar. Terimakasih, Salam,

    BalasHapus
  2. Kalau punya waktu, please buka disertasi saya yang telah dikelola oleh WorlsCat.com, dan dipublikasi oleh University of Wollongong. Berjudul "Surrealist Painting in Yogyakarta", dapat didownload dari situs ini: ro.uow.edu.au/theses/1757

    Mari berbagi ilmu. Salam, m dwi marianto

    BalasHapus
  3. Koreksi: bukan WorldsCat.com namun WorldCat.com

    BalasHapus